"Bukan menyuruh itu seperti 'Adek mau pilih siapa?' karena kalau begitu seperti menyerahkan semuanya ke anaknya langsung. Seolah-olah anak-anak yang masih kecil apalagi usia 5 tahun ke bawah sudah bisa memilih keputusan seperti itu," kata Kristi Poerwandari, ahli psikologi klinis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Kristi menyarankan, apabila orang tua bercerai sebaiknya mengajak anak berdiskusi lebih lanjut untuk bersama ayah atau ibunya. Cara tersebut dimaksud untuk menjaga emosi yang terjadi pada anak.
Baca juga: Ini Dampak Psikologis yang Dialami Anak Saat Orang Tua Bercerai
"Misalnya dengan 'kamu sekolahnya disini? gimana?' atau 'adek lebih nyaman sama mama atau papa? tetapi adek bukan milih papa atau mama loh'. Jadi lebih diskusinya ke jarak sekolah atau memberikan pengasuhan secara emosional," lanjut Kristi saat ditemui dalam acara dalam Diskusi: Bagaimana Menjelaskan Perceraian pada Anak, di gedung Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu(28/05/2016).
Selain memilih untuk tinggal dengan siapa, tak ada salahnya bila orang tua memberitahu penyebab perceraian mereka. Namun, dengan penjelasan yang disesuaikan dengan usia anak.
"Kalau anaknya sudah remaja, akan lebih mudah karena bisa didiskusikan sama-sama dan remaja juga sudah bisa diajak berpikir dan berkompromi. Tapi kalau pada balita bisa dijelaskan namun lebih disederhanakan ya, bukan detail ke perceraiannya tapi kenapa sih ayah dan ibunya pisah," Carmelia Riyadhni S.Psi, psikolog anak dan remaja dari Rumah Dandelion.
Menurut dia, penting menjelaskan perihal perpisahan ayah dan ibu pada anak karena keterbukaan amat penting sehingga ke depannya anak bisa mendapat jawaban soal perpisahan orang tuanya, dari si orang tua sendiri, bukan dari lingkungan sosialnya. Dengan begitu, anak tidak terlalu merasa dikorbankan karena orang tuanya berpisah.
Baca juga: Begini Cara Membagi Tugas Mengasuh Anak Setelah Perceraian(up/up)
From Detik Health
Tidak ada komentar:
Posting Komentar