Pembentukan Badan Pangan Nasional Diharapkan Bisa Segera Terwujud

Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan Indonesia didahapkan dengan ancaman perang ekonomi yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA). Untuk menghadapi itu, Anggota Komisi I DPR Charles Honoris menilai pendirian Badan Pangan Nasional dirasa perlu direalisasikan segera.

Charles mengatakan, dirinya setuju dengan pernyataan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo terkait dengan ancaman perang ekonomi bagi Indonesia. Untuk itu semua kementerian dan lembaga harus bisa fokus dengan tupoksi masing-masing.

"Saya setuju. Semua kementerian dan lembaga harus bisa fokus dengan tupoksi masing-masing. Untuk ketahanan pangan, kinerja Kementerian Pertanian harus bisa ditingkatkan," kata Charles lewat pesan tertulisnya kepada detikcom, Minggu (29/5/2016).

Charles mengatakan, pembentukan Badan Pangan Nasional penting dilakukan. Ini ditujukan agar stabilitas harga dan ketersediaan pangan dapat terjaga dengan baik.

"Pendirian Badan Pangan Nasional ini supaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan sesuai dengan yang diamanatkan dalam UU Pangan," katanya.

Charles pun menegaskan, TNI harus fokus menjaga pertahanan negara dari ancaman agresi militer dan ancaman-ancaman lainnya di perbatasan. "Jangan melenceng dari UU TNI. Kalau Pak Gatot mau ikut ngurusin pangan, lapor saja ke Presiden," kata politisi PDIP ini.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, ancaman dari asing telah disadari oleh presiden-presiden Indonesia mulai dari zaman Presiden Soekarno dulu.

"Itu semua, sekarang sudah menjadi kenyataan. Dengan demikian, maka kita harus waspada dengan kekayaan alam yang kita miliki karena menjadi bahan rebutan oleh negara-negara asing," kata Gatot.

"Perang ke depan adalah perang pangan, air dan energi, diistilahkan perang ekonomi dan lokasinya di Indonesia, inilah ancaman bangsa Indonesia," ujarnya.

Menurut Gatot, pertumbuhan penduduk akan berbanding lurus dengan kebutuhan pasokan pangan, air, dan energi. Ia memprediksi energi akan habis pada 2043. Kondisi tersebutlah yang dapat memicu perang di masa depan.

"Ke depan, energi itu bisa digantikan dengan hayati dan kekayaan alam hayati ada di negara ekuator, terutama di Indonesia. Maka Indonesia akan menjadi lumbung pangan, air sekaligus juga lumbung pengganti energi hayati," ujarnya.

(jor/idh)

from Detik News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname