Fokus Konsolidasi Daerah, PAN: 27 Kader Kami Berpotensi Maju di Pilkada 2017

Jakarta - Dalam seminar di rakernas, PAN disarankan untuk fokus pada daerah yang berpotensi menang di Pilkada serentak 2017. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bahkan meminta agar konsolidasi tidak hanya dilakukan di tingkat pusat tapi juga di pimpinan-pimpinan daerah.

Sekjen PAN Eddy Soeparno menyebut bahwa pihaknya tengah mencari data daerah mana saja yang menjadi basis suara PAN. Juga daerah mana yang PAN berpotensi akan memenangkan pilkada.

"Kita kan survei. Jadi (kandidat) yang diusung ini, kans dengan probilitasnya sesuai dengan survei," ungkap Eddy di sela-sela acara Rakernas PAN di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2016).

Pilkada serentak tahun 2017 akan dilaksanakan di 101 daerah. Setidaknya ada 20 lebih kader PAN yang menurut Eddy berpeluang untuk diusung sehingga pihaknya terus menjalin komunikasi dengan partai-partai lain.

"Dari total 101, PAN memiliki 27 kader yang bisa maju. Tergantung komunikadi politik, dengan parpol lain," ujarnya.

PAN sendiri sedang menjajaki kemungkinan untuk berkoalisi dengan PDIP di Pilgub DKI. Bersama partai pemenang pemilu 2014, PAN disebut kerap menuai sukses.

"Dari presentase, 50 persen kita koalisi dengan PDIP di pilkada. Pilkada 2015, kita sukses dengan PDIP. Salah satunya Sulut, (saat mengusung) Pak Olly," tutur Eddy.

Di Pilkada serentak 2017 nanti, PAN berpotensi akan kembali banyak berkoalisi dengan PDIP. Kedua partai menurut Eddy akan saling mempertimbangkan kader masing-masing siapa yang paling berpeluang menang di daerah-daerah tertentu.

"2017 banyak yang maju, seperti Banten dan Babel. Mudah-mudahan bisa kerja sama. Kita saling dukung, di mana PAN kuat di sana, sebaliknya juga begitu. Misalnya di Gorontalo. Wagubnya sekarang Ketua DPP PAN," jelas dia.

Pilkada serentak dikatakan Eddy adalah satu agenda yang dibahas dalam Rakernas PAN. Belum ada angka tertentu soal seberapa besar target kemenangan PAN, hanya saja ia memastikan PAN tidak akan mendukung kandidat yang ingin maju melalui jalur independen.

"Target sebanyak-banyaknya. Kita usung kader yang mau gandeng parpol. Kan kita tahu ada yang resmi sudah ada yang mengajukan diri seperti Pak sandiaga, kemudian dari kader sendiri. Pak Suyoto, Bupati Bojonegoro," beber Eddy.

PAN sebelumnya sempat mempertimbangkan akan mendukung Gubernur DKI petahana Basuki T Purnama (Ahok). Namun karena Ahok memilih maju melalui jalur independen, tampaknya PAN lebih memilih untuk berkoalisi dengan PDIP yang menggagas koalisi 'gemuk' dengan menggandeng Gerindra dan sejumlah partai lain.

"Kita akan mempertimbangkan yang ada. Apalagi punya trak record. Misalnya pak Ahok, kan cepat di birokrasi, itu positifnya. Negatifnya, banyak melakukan penggusuran dengan air mata. Padahal saat zamannya Pak Jokowi tidak, dan bu Risma (penggusuran) di Doly tidak ada air mata," terangnya.

"Karena itu kita usung kader yang mau gandeng parpol," imbuh Eddy.

Sebelumnya Ketum PAN Zulkifli Hasan meminta agar konsolidasi dilakukan tak hanya dari pusat saja. Namun juga di daerah-daerah terkait Pilkada hingga Pemilu 2019 mendatang.

"Kita harap rapat-rapat tidak lagi hanya di DPP tapi di DPD dan DPW. Siapkan calon untuk pilkada dan caleg-caleg yang akan bertarung di 2019," kata Zulkifli saat seminar dalam rangkaian Rakernas PAN, Minggu (29/5).

(elz/jor)

from Detik News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname