Imam dan Bagja, Dua Remaja yang Sukses Kampanyekan Pengendalian Tembakau

Berita Buzz ID -
Jakarta, Masa remaja merupakan fase pembentukan kepribadian dan karakter diri dengan mengikuti berbagai kegiatan. Salah satu cara untuk mengembangkan diri adalah dengan tergabung dalam komunitas.

Imam Rahma Sanjaya dan Bagja Nugraha tak berbeda dengan remaja lainnya, senang ngumpul dan aktif di berbagai komunitas. Tapi dibalik itu, mereka juga gencar mengampanyekan pengendalian tembakau.

Imam merupakan salah satu Pembaharu Muda yang dipilih oleh Lentera Anak Indonesia. Mahasiswa semester 2 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini aktif mengampanyekan Kawasan Rumah Tanpa Asap Rokok di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Baca juga: Aksi 10.000 Pesawat Kertas untuk Presiden, Bentuk Dukungan Terhadap Aksesi FCTC

"Awal mulanya karena saya penasaran, kenapa sih orang-orang senang merokok. Begitu saya cari informasi di internet ternyata merokok malah banyak dampak negatifnya daripada dampak baiknya," tutur Imam, ditemui Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu (29/5/2016).

Melalui media sosial, Imam mengampanyekan tentang dampak buruk rokok mulai dari risiko penyakit hingga dampak ekonomi yang ditimbulkan. Kampanyenya mendapat respons positif dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang, Irma Narulita.

"Postingan saya di Instagram pernah dibalas oleh Ibu Bupati. Beliau memberi dukungan terhadap gerakan saya dan bahkan mengundang untuk kampanye di depan para SKPD Kabupaten Pandeglang," tuturnya.

Lain lagi dengan Bagja. Mahasiswa Universita Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini lebih aktif menggalang kampanye pada remaja. Bagja yang tergabung dalam No Tobacco Community ini aktif mengampanyekan pengendalian tembakau di kampus, sekolah hingga acara Car Free Day di Bogor.

Bagja mengaku prihatin dengan banyaknya anak sekolah yang sudah merokok. Maka dari itu, ia mendukung agar Presiden Joko Widodo segera mengaksesi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) agar anak-anak dan remaja di Indonesia bebas dari bahaya rokok.

"Di Indonesia iklan-iklan rokok masih bisa tayang di televisi dan radio. Yang kena dampaknya nanti ya anak-anak dan remaja di Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: PHW di Nepal Sudah 90% dari Bungkus Rokok, Akankah Indonesia Menyusul?

Menurutnya remaja yang menganggap rokok keren sebenarnya merupakan korban dari kesalahpahaman sosial. Oleh karena itu, ia mengajak para remaja untuk menjauhkan diri dari rokok dan menggantinya dengan kegiatan yang lebih positif.

"Kita harus percaya diri kalau merokok itu nggak keren. Ngumpul atau nongkrong ya boleh saja, cuma nggak usah merokok. Lebih baik diganti dengan aktivitas lain seperti olahraga atau lari," ungkapnya.(mrs/up)

From Detik Health

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname